Rabu, 26 Mei 2010

Menjemur Bayi, Penuhi Kebutuhan Vitamin D-nya

Penelitian ini dilakukan di Amerika Serikat dimana 9 dari 10 bayi yang diberi air susu ibu (ASI) kekurangan vitamain D. Hal ini dialami  juga oleh bayi yang  minum ASI dan di dampingi susu formula.
Badan pencegahan dan pengendali penyakit (CDC) Amerika Serikat menemukan bahwa bayi membutuhkan suplemen selain makanan yang dikonsumsinya.
"Kita harus mendidik ibu-ibu dan layanan kesehatan masyarakat bahwa mengkonsumsi vitamin D itu harus dan sangat disarankan," demikian jelas Cria Perrine, Ph.D dari CDC divisi gizi, aktivitas fisik dan obesitas.
Penelitian ini dirilis untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya vitamin D dan dampaknya bagi kesehatan. Selama ini vitamin D dikenal masyarakat sebagai vitamin sinar matahari, karena tubuh manusia memproduksi vitamin D saat terkena sinar matahari. Matahari penting untuk kesehatan tulang, sistem kekebatan tubuh dan berbagai proses tubuh lainnya.
Pada anak-anak jika kekurangan vitamin D mengakibatkan tulang yang rapuh dan meningkatkan resiko penyakit jantung di kemudian hari. Di tahun 2008, American Academy of Pediatric, sebuah organisasi terkemuka kedokteran Amerika menyarankan bayi dan anak-anak untuk mengkonsumsi 200-400 unit internasional (iu).
Dengan menjemur bayi selama 10 sampai 15 menit setiap harinya, tubuh bayi akan menghasilkan kebutuhan vitamin D selama satu hari.

Source : CNN/jawaban.com

Ibu Hamil Makan Untuk Dua Orang Itu Cuma Mitos

Seringkali orangtua menasehati bahwa ibu hamil itu perlu makan yang banyak karena makan untuk dua orang. Namun tahukah bahwa hal ini sebenarnya hanya mitos? Sebuah penelitian tentang perlunya nutrisi bagi ibu hamil mengungkapkan hal ini.
Mereka yang hamil tidak perlu minum susu penuh lemak atau mengubah diet mereka sama sekali selama enam bulan pertama kehamilannya. Bahkan dalam tiga bulan terakhir, mereka hanya butuh menambah ekstra 200 kalori perharinya - atau setara dengan sepotong sandwich kecil.
Mitos tentang makan banyak ini mengakibatkan banyak ibu mengalami obesitas dan dapat membuat bayi mereka mengalami resiko yang sama. Untuk itu, para ibu hamil di sarankan untuk menjaga berat badannya baik sebelum melahirkan maupun sesudahnya.
Bahkan aktifitas fisik untuk menurunkan berat badan secara bertahap setelah melahirkan, hal itu tidak mempengaruhi kemampuan seorang wanita untuk menyusui.
Jadi untuk para ibu hamil, yang terpenting dalam menjaga kehamilan adalah makan makanan bergizi, terutama buah dan sayuran secukupnya dan tetap menjaga kesehatan.

Source : Dailymail.co.uk/jawaban.com

Bayi Jadi Kecil dan Pendek Karena Kafein

Wanita yang minum sedikitnya enam cangkir kopi sehari yang kaya kafein setiap harinya akan membuat bayinya kemungkinan lahir dengan tubuh kecil. Hal ini ditemukan peneliti pada 7.300 wanita di Belanda. Bayi yang dilahirkan para wanita yang banyak minum kopi mulai dari kehamilan 2 sampai 3 bulan bayinya lahir lebih pendek dari pada bayi ibu bayi yang tidak minum kopi.
Selain pendek, bayi juga bertubuh kecil, demikian penelitian yang dirilis dalam American Journal of Clinical Nutrition. Hal ini menjelaskan betapa bahayanya kafein bagi ibu yang sedang hamil.
Dari pantauan para peneliti dari Erasmus Medical Center, kandungan dalam tri semester pertama dan seterusnya sangat rentan terhadap kafein. Penelitian ini menggunakan ultrasound scan untuk memantau pertumbuhan janin pada 7.346 perempuan.
Hingga kini belum diketahui pasti apakah kafein bisa membahayakan kandungan yang berakibat keguguran. Namun untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan ini, maka para ahli gizi dan juga dokter meminta agar wanita hamil untuk membatasi konsumsi kafein.

Source : Reuters/jawaban.com

Risiko Penyakit Pada Bayi Lahir Prematur

Jakarta, Bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 38 minggu dianggap sebagai prematur. Karena dilahirkan sebelum waktunya maka ada beberapa risiko penyakit yang mungkin terjadi pada bayi mulai dari infeksi, anemia hingga kebutaan.

Kebanyakan bayi dilahirkan pada usia kehamilan penuh yaitu sekitar 38-42 minggu, organ tubuhnya sudah berkembang sepenuhnya. Namun tak sedikit bayi yang lahir sebelum waktunya.

Lebih dari 90 persen bayi prematur yang lahir dengan berat 800 gram atau lebih bisa bertahan hidup, sedangkan jika beratnya sekitar 500 gram atau lebih hanya memiliki 40-50 persen kesempatan hidup.

Bayi yang lahir prematur memang memiliki risiko kesehatan karena organ tubuhnya belum berkembang secara optimal. Seperti dikutip dari Kidshealth, Senin (24/5/2010) ada beberapa risiko yang mungkin bisa terjadi pada bayi prematur, yaitu:

Hiperbilirubinemia
Kondisi ini biasanya mempengaruhi sekitar 80 persen bayi prematur. Bayi prematur ini memiliki tingkat bilirubin yang tinggi, sehingga mengembangkan penyakit kuning. Selain itu bilirubin yang tinggi juga bisa menyebabkan kerusakan otak, karenanya bayi prematur dengan penyakit kuning harus terus dipantau dan ditangani dengan cepat.

Apnea (Berhenti bernapas)
Apnea adalah masalah kesehatan umum pada bayi prematur, hal ini terjadi karena kurang matangnya daerah di otak yang mengendalikan dorongan untuk bernapas. Biasanya bayi berhenti bernapas, denyut jantung yang berkurang dan kulit bisa menjadi pucat, ungu atau biru untuk sementara. Untuk menanganinya cukup merangsang bayi untuk memulai kembali bernapas, tapi jika terlalu sering terjadi kemungkinan diperlukan obat-obatan.

Anemia
Banyak bayi prematur yang kekurangan jumlah sel darah merah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh, sehingga mengakibatkan anemia. Dalam beberapa minggu pertama kehidupan, bayi tidak membuat sel darah merah yang baru dan usianya lebih pendek dari orang dewasa. Tak jarang beberapa bayi prematur membutuhkan transfusi sel darah merah.

Tekanan darah rendah
Kondisi ini disebabkan oleh berbagai hal seperti infeksi, kehilangan darah, kehilangan cairan atau obat-obatan yang diberikan ibu sebelum kelahiran. Biasanya kondisi ini ditangani dengan meningkatkan asupan cairan, resep obat atau transfusi darah.

Respiratory distress syndrome (RDS)
Salah satu masalah yang paling umum adalah kesulitan bernapas dan paling sering disebabkan oleh sindrom distress pernapasan (RDS). Dalam kondisi ini paru-paru bayi belum berkembang sepenuhnya sehingga tidak cukup menghasilkan zat penting yang disebut surfaktan. Untuk menanganinya biasanya bayi dibantu dengan mesin pernapasan atau ventilator untuk sementara atau penggunaan surfaktan buatan.

Bronchopulmonary Dysplasia
Kondisi ini adalah masalah umum pada paru-paru bayi lahir prematur, terutama jika beratnya kurang dari 1.000 gram. Beberapa hal bisa menyebabkan kondisi ini seperti infeksi, prematur ekstrim serta penggunaan berkepanjangan dari ventilator pernapasan.

Infeksi
Infeksi merupakan ancaman terbesar bagi bayi prematur karena bayi ini masih kurang mampu untuk melawan kuman yang masuk ke tubuhnya. Infeksi ini bisa berasal dari ibu sebelum kelahiran, selama proses persalinan atau setelah kelahiran. Salah satu cara untuk mengurangi risiko infeksi adalah menjaga kebersihan terutama cuci tangan selama bayi di NICU.

Patent Ductus Arteriosus
Ductus arteriosus adalah pembuluh darah pendek yang menghubungkan pembuluh darah utama untuk memasok dari paru-paru ke aorta (pembuluh darah utama yang meninggalkan jantung). Fungsinya pada bayi yang belum lahir adalah memungkinkan darah untuk melewati paru-paru, karena oksigen untuk darah berasal dari ibu. Pada bayi, pembuluh darah ini cukup panjang dan akan segera menutup setelah lahir. Tapi pada bayi prematur kadang tetap terbuka, sehingga menyebabkan kesulitan bernapas dan terkadang gagal jantung.

Cedera mata atau kebutaan
Mata pada bayi prematur sangat rentan terhadap cedera setelah lahir. Salah satu komplikasi yang serius adalah retinopathy of prematurity (ROP), yaitu pertumbuhan abnormal dari pembuluh darah di mata bayi. Sekitar 7 persen bayi yang lahir dengan berat badan 1.250 gram atau kurang mengembangkan ROP dan kerusakan yang terjadi mulai dari mata minus hingga kebutaan. Hingga kini belum diketahui pasti penyebabnya. Karenanya pemeriksaan 1-2 hari setelah kelahiran bayi prematur sangat penting.

detikHealth

Muntah Hijau, Tanda Usus si Kecil Terpuntir

Jakarta, Ketika bayi sakit sulit sekali mendeteksinya. Si bayi tidak bisa bicara hanya tangisnya saja yang terdengar. Kasus usus terpuntir (terpilin) adalah salah satu yang sulit dideteksi. Muntah berwarna hijau adalah salah satu gejalanya terutama pada usia bayi 2 bulan.

Karena susah dideteksi, banyak orangtua yang tidak menyadari, padahal kondisi usus terpuntir ini berbahaya bagi si kecil dan butuh penanganan pembedahan segera.

Terpuntir adalah keadaan yang terjadi jika salah satu usus berputar dengan arah yang berlawanan dengan arah putaran pada ujung yang lain.

Usus terpuntir dalam dunia medis dikenal dengan nama volvulus. Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya penyumbatan di usus sehingga mengganggu atau menahan perjalanan sisa makanan, kotoran, cairan atau gas yang melalui usus.

Umumnya kondisi volvulus terkait dengan kelainan bawaan malrotasi usus (salah letak dari usus), namun ada juga yang tidak terkait. Jika volvulus ini berlangsung terus menerus dan tidak segera diobati, maka bisa menyebabkan kematian dari jaringan usus disekitar letak usus terpuntir tersebut.

Seperti dikutip dari eMedicine, Rabu (26/5/2010) sekitar 68-71 persen kasus ini terjadi sejak kelahiran bayi. Kebanyakan kasus terjadi sekitar usia 2 bulan setelah lahir dengan perkiraan sekitar 50 persen terjadi di bulan pertama kehidupan bayi. Namun tidak ada perbedaan antara bayi laki-laki atau perempuan.

Bayi yang mengalami volvulus biasanya akan merasakan gejala seperti:
  1. Sakit perut yang tiba-tiba, hal ini disebabkan saluran dari usus yang tersumbat.
  2. Mual
  3. Muntah yang berwarna hijau
  4. Susah buang air besar (sembelit)
  5. Perut mengembang
  6. Terdapat darah pada feses bayi.

Gejala ini bisa hilang timbul dengan frekuensi berulang atau terjadi secara drastis sehingga memerlukan pertolongan.

Pengobatan kasus ini adalah melakukan pembedahan darurat untuk memperbaiki kondisi usus terpuntir. Sebuah sayatan akan dibuat di dinding perut untuk memperbaiki posisi dari usus dan memperbaiki penyumbatan aliran darahnya.

Jika ketahui ada jaringan di usus yang sudah mati, maka dilakukan pemotongan bagian usus tersebut, dan ujung dari usus yang sehat di jahit kembali. Karenanya diperlukan deteksi lebih dini dari kondisi ini, jika pembedahan dilakukan lebih dini maka kemungkinan tidak ditemukan adanya jaringan di usus yang mati.

Ada beberapa kemungkinan komplikasi dari kondisi ini yaitu infeksi perut jika terjadi penyumbatan di usus yang nantinya dapat menyebabkan perforasi usus, serta sindrom usus pendek yang bisa terjadi jika sebagian besar usus harus dipotong karena mengalami kematian jaringan.

Untuk mendeteksinya diperlukan beberapa pemeriksaan seperti pengujian sampel feses, melakukan X-Ray, melakukan CT Scan untuk mengetahui bagaimana obstruksi dari usus serta tes darah untuk memeriksa kadar elektrolit yang biasanya menunjukkan adanya kelainan.


detikHealth

Minat Belajar Anak Besar Jika di Rumah Ada 20 Buku Bacaan

Nevada, Tidak peduli latar belakang pendidikan orang tua, pekerjaan maupun kelas sosial, pengaruh buku bacaan terhadap minat belajar ternyata cukup besar. Tak perlu banyak-banyak, sebuah penelitian membuktikan bahwa 20 buku sudah bisa memberikan efek tersebut.

Dikutip dari Telegraph, Selasa (25/5/2010), penelitian yang dilakukan di Nevada University ini dilatarbelakangi oleh rendahnya minat baca di sekolah. Guru cenderung mengabaikan pentingnya baca buku, dan beralih ke Lembar Kerja Siswa (LKS) demi mengejar target lulus ujian.

Michael Rosen, seorang mantan penulis buku untuk anak prihatin melihat hal itu. Menurutnya banyak anak yang menjalani pendidikan formal selama sekian tahun, tanpa pernah membaca buku meski hanya untuk satu jilid novel.

Padahal efek dari membaca terhadap minat belajar cukup signifikan. Penelitian membuktikan, anak yang sejak kecil banyak membaca cenderung untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

Penelitian yang dimuat dalam jurnal Research in Social Stratification and Mobility tersebut telah membuktikan hal itu. Tidak bisa dianggap remeh, sebab penelitian tersebut melibatkan tak kurang dari 70.000 orang dari 27 negara.

Terungkap dalam penelitian itu, koleksi sebanyak 500 judul buku dapat memperpanjang waktu yang dihabiskan seorang anak untuk menempuh pendidikan. Rata-rata anak tersebut menempuh pendidikan 3 tahun lebih lama
dibandingkan yang kurang banyak membaca.

Di beberapa negara seperti China, efeknya terhadap minat studi lebih panjang yakni hingga 6 tahun. Sementara di Amerika Serikat hanya 2 tahun lebih lama.

Artinya, anak tersebut tidak berhenti pada jenjang pendidikan tertentu melainkan meneruskan ke jenjang berikutnya. Ini tidak dialami oleh anak yang tidak atau kurang banyak membaca.

Dan hasil penelitian tersebut menegaskan, faktor yang mempengaruhi bukan tingkat pendidikan orang tua maupun pekerjaannya. Buku jauh lebih memberikan pengaruh terhadap kecenderungan untuk lebih lama bersekolah.

Bahkan tidak harus 500 buku, cukup dengan 20 buku saja anak sudah termotivasi untuk belajar lebih lama. Studi pendahuluan yang menyertai penelitian itu juga mengungkap, buku sejarah dan ilmu pengetahuan memberikan efek lebih besar dibandingkan jenis buku yang lain.

detikHealth

Yang Boleh dan Tak Boleh Dikonsumsi Anak, Saat Susah BAB

Jakarta, Saat si kecil mengalami susah buang air besar (BAB) atau sembelit, orangtua harus cermat memberikan makanan yang tepat. Karena ada makanan yang sebaiknya dikonsumsi dan dihindari ketika si kecil sedang susah BAB.

Bagi beberapa anak, jarangnya frekuensi BAB bisa jadi merupakan hal yang normal karena frekuensi BAB tiap orang pasti berbeda.

Tapi untuk mengetahui apakah anak mengalami susah BAB tergantung dari seberapa sering ia merasa sakit perut tapi sangat sulit buang air besar dan membutuhkan waktu yang lama bagi anak di toilet.

Jika feses yang dihasilkan lunak dan keluar dengan mudah dari dalam tubuh, maka itu bukanlah sembelit meskipun frekuensi BAB si kecil termasuk jarang.

Seperti dikutip dari Familydoctor.org, Selasa (25/5/2010) seorang anak dikatakan memiliki masalah susah BAB jika memiliki satu atau lebih dari gejala berikut, yaitu:
  1. Anak melakukan BAB kurang dari 3 kali dalam seminggu.
  2. Feses yang dikeluarkan si kecil sangat keras, kering dan besarnya tidak seperti biasa.
  3. Anak harus mengejan dengan keras saat BAB, karena kotorannya sulit untuk dikeluarkan.
  4. Beberapa anak biasanya diikuti dengan sakit perut dan menjadi lebih rewel.

Sulitnya si kecil BAB kemungkinan terjadi akibat ia kurang mengonsumsi air, susu atau cairan lainnya. Selain itu bisa juga disebabkan anak tidak mengonsumsi makanan yang sehat terutama yang mengandung serat cukup. Serta akibat anak sering mengabaikan keinginan untuk BAB karena tidak ingin acara bermainnya terganggu atau merasa takut dan malu dengan gurunya saat di sekolah.

Untuk mengatasi susahnya BAB, terkadang orangtua harus mengetahui makanan apa saja yang boleh dikonsumsi dan makanan yang sebaiknya dihindari, yaitu:

Makanan yang sebaiknya dikonsumsi
  1. Mengonsumsi sayur dan buah yang mengandung serat, baik dalam bentuk potongan atau dibuat jus, seperti apel, pir, brokoli atau bayam.
  2. Mengonsumsi kacang-kacangan seperti kacang polong, buncis atau lobak.
  3. Mengonsumsi tomat dan jagung.
  4. Mengonsumsi roti dari gandum atau terigu.
  5. Mengonsumsi sereal atau cracker, terutama yang mengandung sayuran.

Makanan yang sebaiknya dihindari
  1. Menghindari susu sapi, karenanya banyak anak yang mengalami susah BAB saat berpindah dari ASI ke susu sapi.
  2. Menghindari makanan atau minuman yang berbahan dasar susu, seperti yoghurt, keju atau es krim.
  3. Menghindari konsumsi buah pisang.
  4. Menghindari konsumsi wortel.
  5. Menghndari makanan yang mengandung lemak dan kadar gula tinggi.

Untuk mencegah susah BAB pada anak, orangtua sebaiknya memberikan pelatihan agar BAB anak teratur. Orangtua bisa mengajarkan anak pergi ke kamar mandi ketika ia pertama kali merasakan keinginan untuk BAB.

Selain itu bantulah anak untuk membentuk kebiasaan BAB yang teratur dengan meminta anak duduk di toilet setidaknya 10 menit setiap harinya di waktu yang sama, usahakan setelah anak makan.

Susah BAB biasanya adalah hal yang umum terjadi pada anak-anak dan bisa hilang dengan sendirinya. Tapi pada beberapa kondisi tertentu si kecil sebaiknya perlu dibawa ke dokter, jika disertai dengan muntah-muntah, feses yang berdarah, anak merasakan sakit perut yang hebat setiap kali ingin BAB dan kondisi ini sudah berlangsung lebih dari 3 hari.

detikHealth