Rabu, 26 Mei 2010

Risiko Penyakit Pada Bayi Lahir Prematur

Jakarta, Bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 38 minggu dianggap sebagai prematur. Karena dilahirkan sebelum waktunya maka ada beberapa risiko penyakit yang mungkin terjadi pada bayi mulai dari infeksi, anemia hingga kebutaan.

Kebanyakan bayi dilahirkan pada usia kehamilan penuh yaitu sekitar 38-42 minggu, organ tubuhnya sudah berkembang sepenuhnya. Namun tak sedikit bayi yang lahir sebelum waktunya.

Lebih dari 90 persen bayi prematur yang lahir dengan berat 800 gram atau lebih bisa bertahan hidup, sedangkan jika beratnya sekitar 500 gram atau lebih hanya memiliki 40-50 persen kesempatan hidup.

Bayi yang lahir prematur memang memiliki risiko kesehatan karena organ tubuhnya belum berkembang secara optimal. Seperti dikutip dari Kidshealth, Senin (24/5/2010) ada beberapa risiko yang mungkin bisa terjadi pada bayi prematur, yaitu:

Hiperbilirubinemia
Kondisi ini biasanya mempengaruhi sekitar 80 persen bayi prematur. Bayi prematur ini memiliki tingkat bilirubin yang tinggi, sehingga mengembangkan penyakit kuning. Selain itu bilirubin yang tinggi juga bisa menyebabkan kerusakan otak, karenanya bayi prematur dengan penyakit kuning harus terus dipantau dan ditangani dengan cepat.

Apnea (Berhenti bernapas)
Apnea adalah masalah kesehatan umum pada bayi prematur, hal ini terjadi karena kurang matangnya daerah di otak yang mengendalikan dorongan untuk bernapas. Biasanya bayi berhenti bernapas, denyut jantung yang berkurang dan kulit bisa menjadi pucat, ungu atau biru untuk sementara. Untuk menanganinya cukup merangsang bayi untuk memulai kembali bernapas, tapi jika terlalu sering terjadi kemungkinan diperlukan obat-obatan.

Anemia
Banyak bayi prematur yang kekurangan jumlah sel darah merah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh, sehingga mengakibatkan anemia. Dalam beberapa minggu pertama kehidupan, bayi tidak membuat sel darah merah yang baru dan usianya lebih pendek dari orang dewasa. Tak jarang beberapa bayi prematur membutuhkan transfusi sel darah merah.

Tekanan darah rendah
Kondisi ini disebabkan oleh berbagai hal seperti infeksi, kehilangan darah, kehilangan cairan atau obat-obatan yang diberikan ibu sebelum kelahiran. Biasanya kondisi ini ditangani dengan meningkatkan asupan cairan, resep obat atau transfusi darah.

Respiratory distress syndrome (RDS)
Salah satu masalah yang paling umum adalah kesulitan bernapas dan paling sering disebabkan oleh sindrom distress pernapasan (RDS). Dalam kondisi ini paru-paru bayi belum berkembang sepenuhnya sehingga tidak cukup menghasilkan zat penting yang disebut surfaktan. Untuk menanganinya biasanya bayi dibantu dengan mesin pernapasan atau ventilator untuk sementara atau penggunaan surfaktan buatan.

Bronchopulmonary Dysplasia
Kondisi ini adalah masalah umum pada paru-paru bayi lahir prematur, terutama jika beratnya kurang dari 1.000 gram. Beberapa hal bisa menyebabkan kondisi ini seperti infeksi, prematur ekstrim serta penggunaan berkepanjangan dari ventilator pernapasan.

Infeksi
Infeksi merupakan ancaman terbesar bagi bayi prematur karena bayi ini masih kurang mampu untuk melawan kuman yang masuk ke tubuhnya. Infeksi ini bisa berasal dari ibu sebelum kelahiran, selama proses persalinan atau setelah kelahiran. Salah satu cara untuk mengurangi risiko infeksi adalah menjaga kebersihan terutama cuci tangan selama bayi di NICU.

Patent Ductus Arteriosus
Ductus arteriosus adalah pembuluh darah pendek yang menghubungkan pembuluh darah utama untuk memasok dari paru-paru ke aorta (pembuluh darah utama yang meninggalkan jantung). Fungsinya pada bayi yang belum lahir adalah memungkinkan darah untuk melewati paru-paru, karena oksigen untuk darah berasal dari ibu. Pada bayi, pembuluh darah ini cukup panjang dan akan segera menutup setelah lahir. Tapi pada bayi prematur kadang tetap terbuka, sehingga menyebabkan kesulitan bernapas dan terkadang gagal jantung.

Cedera mata atau kebutaan
Mata pada bayi prematur sangat rentan terhadap cedera setelah lahir. Salah satu komplikasi yang serius adalah retinopathy of prematurity (ROP), yaitu pertumbuhan abnormal dari pembuluh darah di mata bayi. Sekitar 7 persen bayi yang lahir dengan berat badan 1.250 gram atau kurang mengembangkan ROP dan kerusakan yang terjadi mulai dari mata minus hingga kebutaan. Hingga kini belum diketahui pasti penyebabnya. Karenanya pemeriksaan 1-2 hari setelah kelahiran bayi prematur sangat penting.

detikHealth

Tidak ada komentar:

Posting Komentar